{ads}

Kabupaten Blora Dinyatakan Covid-19 Oleh Dinkes Pada Pertemuan Pers Update Kemarin

Pertemuan pers dinkes kabupaten blora covid-19

Kabupaten Blora kini menjadi zona merah karena penduduknya sudah ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction) atau pemeriksaan cara kerja replikasi DNA sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh WHO.

Pernyataan tersebut telah disampaikan oleh Lilik Hernanto selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora yang pada saat itu mewakili Bupati Blora H. Djoko Nugroho pada konferensi pers update perkembangan terkini tentang penyebaran Covid-19 dari media center Posko Gugus Tugas perecepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Minggu (19/04/2020).

"Jadi sampai saat ini blora sudah ada 1 yang positif Covid-19 dan dinyatakan PCR reaktif secara uji laboratorium "Ungkap Lilik).

Menurut penjelasan langsung dari Lilik Hernanto, awal mulanya Covid-19 di Blora ini terjadi pada 3 April 2020 yang lalu, bahwa ada pasien rujukan dari RSUD Blora ke RS Moewardi Solo dan meninggal dunia.

"Almarhum diidentitikasi memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kemudian meninggal pada 9 April 2020 yang lalu. Penderita adalah laki-laki usia sekitar 30-an dari wilayah kecamatan Blora", jelanya.

Maka dari itu pihak kami meminta kepada semua warga masyarakat Blora waspada karena sudah ada yang positif Covid-19 berdasarkan uji laboratorium.

Tindak lanjut berikut, menurut Lilik Hernanto, tim kesehatan telah melakukan tracing atau penelusuran kontak dengan siapa saja almarhum telah melakukan kontak.

"Dan berdasarka data hari ini, almarhum sempat berkontakan di beberapa pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit atau di puskesmas", jelasnya.

Sehingga sampai pada hari ini pun, pihaknya masih mendata beberapa tenaga medis maupun paramedis yang pernah kontak dengan almarhum.

"Kami mohon dukungan dan Doanya dari masyarakat Blora, memang sudah ada beberapa yang kami isolasi karena pernah kontak dengan almarhum, dan mudah-mudahan saja tidak menular rekan-rekan tim medis baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas", jelasnya.

Dikatakan karena tracing ini merupakan langkah penelusuran dengan siapa saja yang pernah kontak dengan almarhum sehingga sudah ada beberapa petugas tim medis yang sudah isolasi secara intensif mulai hari ini.

Himbauan kepada warga masyarakat Blora, diingatkan untuk tidak usah menyimpan takut yang berlebihan. Sebab, selama kita tidak kontak erat, selalu menjaga jarak, tetap memakai masker, kita tidak perlu takut berlebihan.

"Untuk keluarga Almarhum, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Blora, turut berbela sungkawa. Semoga diberikan kekuatan, keikhlasan. Dan kepada warga sekitar, diingatkan kembali untuk tidak boleh mendeskriminasi kepada keluarga Almarhum", ungkapnya.

Dijelaskan lebih lanjut, keluarga Almarhum adalah yang pertama kali dilakukan tracing atau penelusuran melalui tes. Kemudian pada petugas kesehatan, baik di Puskesmas, RSUD Blora, dan RS Permata.

"Dan dinyatakan ada satu keluarga Almarhum yang positif dari hasil laporan staf saya. Ini untuk kasus pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kecamatan Blora", ungkapnya.

Selanjutnya untuk kasus kedua, ada pendatang dari Jakarta yang pulang ke Desa Kentong Kecamatan Cepu pada hari Kamis 16 April 2020 pasca perawatan dari rumah sakit di Jakarta (RS. Haji).

"Tetapi diagnosanya bukan Covid-19, tetapi panas", jelasnya.

Namun dari hasil lab, leukositnya turun, sehingga tim Puskesmas aktif untuk mengambil rapid dan hasilnya positif berdasarkan rapid tes pertama.

"Hasilnya positif Covid-19 dari hasil rapid tes. Untuk itu kami langsung putuskan agar segera dirujuk ke RSUD Cepu dan sekarang RSUD Cepu dilakukan swab tes", lanjut Lilik Hernanto.

Pihaknya menegaskan bahwa hasil dari rapid tes belum dapat memastikan pasien tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.

Yang bisa memastikan adalah swab tes melalui pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau pemeriksaan cara kerja replikasi DNA melalui laboratorium sesuai rekomendasi WHO.

Rapid tes itu sensitifitasnya baru 70%, jadi harus terkonfirmasi secara laboratorium berdasarkan swab tes.

"Dan segera akan dilakukan swab tes, sample akan kita kirim ke Yogyakarta atau Salatiga agar pemeriksaan PCR nya dapat diketahui. Pasien diisolasi di RSUD Cepu terlebih dahulu", ungkap Lilik.

Masyarakat jangan takut berlebihan terlebih dahulu karena pasien ini sudah dirawat dan boleh pulang oleh rumah sakit yang ada di Jakarta. Tetapi dia masih merasa kurang enak badan kemudian pulang ke Kentong.

"Kita tunggu saja hasil swab tes nya nanti. Hasil swab nya paling cepat keluar tujuh hari. Kita sabar, sambil kita pantau proses isolasi di RSUD Cepu. Mudah-mudahan saja tidak positif", jelas Lilik Hernanto. (Diskominfo Kab. Blora)

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter
function fiksioner() { // Put all of your scripts here //---- DELETE me and REPLACE with your code ----// } //]]>