Ditemukannya Jangka Sorong
Terkadang, kita menggunakan alat atau benda yang memberikan manfaat. Tetapi, kita sendiri kurang tahu siapa orang yang telah bekerja keras menciptakan alat tersebut. Terkait dengan alat pengukur selain mistar, dalam beberapa literatur yang berserakan telah disepakati bahwa orang yang pertama kali menemukan alat pengukur yang dinamakan jangka sorong adalah Pierre Vernier. Dia adalah seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Nama "vernier" sendiri dijadikan sebagai salah satu nama skala pada alat ukur jangka sorong ini.
Vernier lahir pada 19 Agustus 1580 di Ornans, Franche-Comte, Spanyol Habsburg yang sekarang ini telah menjadi negara Prancis. Vernier meninggal pada 14 September 1637 di lokasi yang sama dengan tempat kelahirannya. Selain sebagai ahli teknik, penemu jangka sorong ini tak lain adalah ahli matematika Prancis dan Penemu instrumen.
Penemu jangka sorong ini juga merupakan penemu dan eponim dari skala vernier. Skala vernier biasa dipakai dalam alat pengukuran pada jangka sorong.
Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah sebuah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan tingkat ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. Keuntungan menggunakan jangka sorong adalah alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, sampai kedalaman sebuah tabung.
Kegunaan, Manfaat, dan Fungsi Jangka Sorong
- Untuk mengukur sebuah benda dari sisi luar dengan cara diapit
- Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
- Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan atau menusukkan bagian pengukur.
- Untuk mengukur ketebalan sebuah benda
- Untuk mengukur diameter luar sebuah benda
- Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda
- Untuk mengukur kedalaman sebuah benda
- Jangka sorong memiliki dua macam skala yaitu skala utama dan skala nonius.
Kelebihan dan Kekurangan Jangka Sorong
Kelebihan dan kekurangan menggunakan jangka sorong diantaranya:
- Tidak dapat mengukur benda yang besar
- Kemungkinan dapat terjadi pemuaian pada alat
- Karena sensor berkontak langsung dengan benda kerja memungkinkan terjadinya goresan atau benturan yang dapat menyebabkan ketidakrataan pada kedua sensor atau kedua rahang.
Perawatan Jangka Sorong
Perawatan faktor terjadinya kerusakan pada jangka sorong adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan dan tempat penyimpanan sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan atau tergores. Oleh karena itu simpanlah jangka sorong pada suhu kamar dan tempat khusus yang biasanya terdapat kotak penyimpanan agar tidak terjadi pemuaian dan tergores.
Bagian-bagian Jangka Sorong
Secara umum, jangka sorong terdiri dari 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terletak pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terletak pada rahang geser. Adapun bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bagian Jangka Sorong dan Bagiannya |
Keterangan:
- Rahang dalam, bentuknya dapat digeser, terdiri atas rahang geser dan rahang tetap, digunakan untuk mengukur bagian luar benda, misalnya ketebalan kertas, lebar meja dan lain-lain.
- Rahang luar, juga terdiri dari rahang tetap dan rahang geser. Rahang luar digunakan untuk mengukur bagian dalam sebuah benda, misalnya diameter tabung atau cincin dan lain-lain.
- Depth Probe, adalah bagian bagian yang digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah benda, misalnya kedalaman tabung.
- Skala utama (dalam cm), memberikan nilai pengukuran dalam bentuk cm.
- Skala utama (dalam inchi), memberikan nilai pengukuran dalam satuan inchi.
- Skala nonius (dalam mm), memberikan pengukuran fraksi dalam bentuk satuan mm.
- Skala nonius (dalam inchi), memberikan pengukuran fraksi yang dalam bentuk inchi.
- Pengunci, berfungsi untuk menahan bagian-bagian jangka sorong saat pengukuran berlangsung dan untuk menghindari pergeseran saat pengukuran berlangsung, misalnya rahang gerak.
Prinsip dan Cara Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1 mm = 0,1 cm) dan skala nonius.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, atau dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, atau dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm - 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjang diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong.
Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai dengan 1/10 cm (0,1 cm) baru setelah itu menambahkan hasil pembacaan pada skala nonius sampai 1/1000 cm (0,001 cm).
Wah bagus artikelnya bang
ReplyDeleteMudah dipahami
Terimakasih. Terus kunjungi situs kami dan dapatkan pembaharuan dari artikel-artikel kami dengan subscribe situs kami. Caranya, masukkan alamat email lalu klik tombol subscribe pada kolom subscribe di bawah! :D
Delete