{ads}

Unsur Intrinsik Dalam Sebuah Puisi

Unsur-unsur puisi

Unsur Intrinsik Puisi


Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membahas puisi secara umum. Nah, pada pembahasan kali ini kita akan membahas puisi secara khusus yaitu tentang unsur-unsur intrinsik puisi

Setiap karya sastra tentu memiliki unsur pembangunnya, yang diantaranya berupa unsur intrinsik. Namun, ternyata unsur intrinsik pada sebuah puisi maupun prosa cukup berbeda.

Secara umum, unsur intrinsik pada sebuah puisi dapat dibagi menjadi dua, yaitu unsur batin dan unsur fisik. Berikut ini adalah beberapa ulasan mengenai unsur intrinsik puisi tersebut.

Baca Juga: Unsur Ekstrinsik dalam Sebuah Puisi

1. Unsur Batin

Unsur batin pada puisi sering disebut juga sebagai unsur isi dan mencakup permasalahan dan emosi yang terdapat pada karya sastra. Berikut ini beberapa pembagian unsur batin dalam intrinsik sebuah puisi.

Tema

Sepanjang apapun puisinya, hanya terdapat satu tema yang dibicarakan. Yang dimaksud dengan tema di sini adalah persoalan ataupun ide utama yang disajikan dalam tulisan. Sebagai contoh, tema tentang cinta, kenegaraan, ataupun tentang masalah sosial.

Amanat

Seperti dengan tema, amanat pada sebuah puisi cenderung tidak berbeda jauh dengan tema yang sedang diperbincangkan di dalamnya. Sebagai contoh, ketika menemui puisi tentang masalah sosial, mungkin saja di dalamnya terdapat amanat mengenai ajakan untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin melebar.

Emosi

Apabila dibandingkan dengan prosa, karya sastra dalam bentuk puisi lebih jelas dalam menyampaikan perasaan dari penulisnya. Perasaan tersebut dapat tertuang dalam karya puisinya dan dapat dirasakan oleh teman-teman ketika membacanya. Unsur intrinsik puisi berupa emosi ini biasanya juga menyangkut perasaan pengarang terhadap tema yang sedang diperbincangkan. Contohnya, ada perasaan marah ketika membicarakan korupsi atau perasaan sedih ketika membicarakan kemiskinan.

Tonasi

Ketika menyampaikan perasaan pada tulisan sebuah puisi, pembaca dapat menangkap tonasi ataupun nada seperti apa yang sedang dipakai oleh penulis. Bisa saja walaupun kecewa, puisi tersebut dikarang dalam bentuk nada yang ringan, namun menyindir. Bisa juga kita menemukan puisi yang seakan mengajak kita untuk men-amini hal yang tertuang di dalamnya. Hal tersebut terjadi karena ada intonasi persuasif di dalamnya.

Unsur Fisik

Jika unsur intrinsik puisi berupa unsur batin lebih melihat kepada isi puisi, berbeda dengan unsur fisik yang merupakan unsur pembangun puisi secara struktur. Dalam unsur fisik ini, dapat ditemukan ciri khas sebuah puisi dibandingkan karya sastra sebuah prosa.

Diksi

Teman-teman mungkin merasa jika puisi terdengar lebih menyastra" dengan kata-kata yang tidak umum. Pemilihan kata-kata pada puisi tersebut termasuk dalam unsur intrinsik puisi berupa unsur fisik yang dikenal sebagai diksi.

Gaya Bahasa

Tidak hanya bermain di pemilihan kata-kata, pada sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas ironi.

Rima

Keunikan lain dalam sebuah puisi adalah ditemukannya kesamaan nada di beberapa bagian baris ataupun lirik. Kesamaan nada atau bunyi tersebut disebut dengan istilah rima. Rima dapat dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau baris. Namu rima dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris. Rima yang kuat dapat dijumpai pada jenis-jenis puisi lama ataupun klasik. Sementara itu, pada puisi modern biasanya sudah tidak terlalu bermain rima.

Tipografi

Puisi tidak hanya bermain di kata-kata, melainkan juga dibentuknya. Hal inilah yang dimaksud dengan tipografi, yaitu bentuk puisi secara kasat mata. Secara umum, mungkin teman-teman menjumpai puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zig-zag, ataupun model lainnya.

Demikian pembahasan kali ini mengenai unsur intrinsik puisi. Semoga pembahasan pada kesempatan kali ini cukup bermanfaat kepada teman-teman semua. Apabila ada pembahasan dari kami yang kurang dapat pahami silahkan kirim ulasan pertanyaan pada kolom komentar di bawah yaa. Cukup sekian dan tunggu pembahasan dari kami selanjutnya mengenai puisi.

Terimakasih sudah berkunjung :D !

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter
function fiksioner() { // Put all of your scripts here //---- DELETE me and REPLACE with your code ----// } //]]>